Saya Belum Siap Menyambut Lebaran

24 Jun. 17
Takbir sudah bergema menandakan esok akan datang hari raya idul fitri. Hari yang lazim dikumandangkan sebagai hari kemenangan. Ya, kemenangan bagi mereka yang telah berhasil menahan hawa nafsu selama bulan puasa, kemenangan bagi mereka yang menjadi lebih dalam setelah melewati bulan suci ramadhan. Tapi pertanyaannya, sudah menangkah saya? Sudah layakkah saya merayakan hari kemenangan? Saya akan jawab saya belum layak, bahkan saya katakan saya belum siap menghadapi hari raya umat muslim ini.

Sebagai manusia yang menjadi muslim sedari kecil saya memahami bahwa ramadan adalah bulan yang penuh berkah, bulan dimana semua amal dilipatgandakan, bulan dimana semua kebaikan dihargai 700 x lipat, bulan dimana semua dosa akan diampuni, bulan dimana semua permintaan insya Alloh dikabulkan. Tapi sepertinya saya lebih banyak menyia-nyiakan bulan ramadhan. Saya lebih sibuk berkutat dengan Hp, saya lebih banyak menonton televisi, tadarus saya tidak tamat, ibadah tarawih saya seadanya. Bagaimana bisa saya menganggap diri saya pantas merayakan hari kemenangan dikala saya masih menjadi pribadi yang masih lebih mementingkan keinginan ragawi dan duniawi. Betapa lemah iman ini.

Hal lain yang membuat saya merasa tidak pantas merayakan hari kemenangan adalah masih kotornya hati saya menjelang pesta akbar bermaaf-maafan. Moment yang sedianya menjadikan saya suci kembali, tak bisa saya wujudkan dengan banyaknya kotoran di hati saya. Saya masih tidak bisa melepas rasa tidak suka saya kepada beberapa orang, saya masih sibuk baper atas hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginan saya, saya masih mengomel tentang hal-hal yang seringkali tidak bisa saya dapatkan atau inginkan. Dengan pribadi seperti inilah saya menyambut kemenangan, pribadi yang kotor dengan sejuta cela. Pribadi yang tidak bersegera mensucikan diri di bulan suci, pribadi yang masih terpaku pada urusan dunia daripada RidhoNya.
Saya tidak mengajukan pembelaan atas diri saya, saya tidak meminta Tuhan memamhami, karena ini memang kelalaian saya dan tanpa diminta pun Tuhan akan mengerti. Hanya saja, malu dan risih rasanya menjadi pribadi yang seperti ini, semoga kalian tidak seperti saya, semoga kalian menjadi pribadi yang lebih istimewa dan siap menyambut hari kemenangan, bukan dengan pakaian baru tapi dengan jiwa yang baru dan keimanan yang meningkat, aamiin.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjalankan Wasiat Mamah

Catatan Kerinduan

Beginilah ....!