Ternyata Saya Tidak Baik-baik Saja

Masih perihal kondisi diri pasca kepergian mamah. Sejujurnya belakangan saya kerap mengatakan pada semua orang bahwa saya baik-baik saja, tapi nyatanya tidak demikian. 

Saya baru menyadari belakangan bahwa sejak kepergian mamah saya kerap kali sakit. Hampir setiap bulan ada saja yang saya rasakan. Bahkan saat menulis ini pun saya sedang demam. 

Dulu saya orang yang jaraaang banget pergi ke dokter. Kalaupun sakit ya tunggu sembuh sendiri, sedangkan sekarang hampir tiap bulan saya ke dokter karena ada saja sakit yang saya derita. Bahkan sampai saat ini suara saya serak sudah hampir tiga bulan, sudah beberapa kali ke dokter. Bahkan ke spesialis yang bukannya sembuh yang ada sakit yang saya rasakan makin parah. 

Saya merasa sudah menerima kepergian mamah, saya merasa sudah biasa saja dengan kehidupan tanpa mamah walau kerap tersiksa rindu. Tapi rupanya tubuh saya mengatakan yang sebaliknya. Dia masih berduka karena kepergian mamah. 

Tubuh yang diperlakukan dengan lembut sejak bayi. Bahkan di tahun-tahun terakhir kami bersama, kali sering bergantian saling memijat. Itulah salah satu alasan kenapa saya sempat merasa sakit seluruh tubuh di awal-awal keprgian mamah, karena saya merindukan sentuhannya. 

Saya baru menyadari hal ini beberapa hari lalu dan belum sempat berkonsultasi lagi dengan psikolog saya. Saya mencari info terkait kondisi yang saya alami dan saya menemukan video berikut ini. 


Pengertian Psikosomatis 

Dalam video tersebut dijelaskan arti dari psikosomatis, gejalanya apa saja, penyebabnya dan beberapa tips mengatasi stress. Karena psikosomatis ini erat kaitannya dengan stress. 

Berdasarkan video di atas psikosomatis adalah ketika kamu mengalami sakit fisik karena pikiran dan emosi yang sangat tinggi dan dalam kondisi tertekan. 

Gejala fisik yang muncul dalam diri setiap orang berbeda-beda. Semua orang bisa mengalami hal ini dengan tingkat keparahan yang beragam dan lama penyembuhannya pun berbeda-beda pula. 

Penyebab Psikosomatis 

Penyebab utamanya adalah stress. Ketika stress otak mengirim sinyal ke berbagai organ tubuh untuk mengeluarkan beberapa jenis hormon terutama hormon kortisol, adrenalin dan nonepinefrin.  Hal ini menyebabkan organ tubuh bekerja lebih berat dari seharusnya. 

Banyaknya hormon tersebut membuat organ bekerja lebih keras. Dalam jangka panjang tubuh akan menjadi sakit. Pada dasarnya tubuh memengaruhi pikiran dan pikiran memengaruhi tubuh.

Apa Yang Harus Dilakukan?

Yang menarik dari video ini adalah ada tips yang bisa banget buat diaplikasikan ketika menghadapi kondisi ini. Terlepas dari konseling langsung dengan psikolog ya!

Berikut tips-tipsnya:
1. Kenali Gejala Stress
Mendengar hal ini, saya langsung mengulas kehidupan saya beberapa pekan terakhir. Hal yang paling sering saya alami dan semakin tinggi frekuensinya saat ini adalah sulit tidur. Saya kerap kesulitan tidur bahkan harus makan obat tidur dalam dosis rendah untuk bisa tidur. 

Tahu nggak? Sebenernya saya bukan makan obat tidur sih, tapi obat anti mabuk perjalanan, dramamine. Saya pernah bertanya ke dokter terkait hal ini, dokter tersebut bilang, nggak apa-apa karena dosisnya rendah. Dan saya jarang makan satu, paling setengah atau seperempat. Pokonya agar saya bisa merem aja. Jangan ditiru! Semoga yang baca nggak pernah mengalaminya. 

Hal lain yang juga menjadi gejala yang tidak saya sadari adalah saya merasa kelelahan sepanjang waktu. Bahkan dalam aktivitas ringan pun saya merasa lelah. Yang paling signifikan adalah bajkan di kala bangun tidur pun saya merasa lelah, aneh bukan?  Harusnya ini sudah menjadi peringatan buat saya, tetapi mengabaikannya

Jadi secara tidak sadar saya mengabaikan gejala-gejala stress saya. Dan ternyata stress yang menumpuk ini memicu tubuh pada batas maksimalnya sehingga di tahap inilah saya rentan sekali mengalami sakit fisik. 

Hal ini lah yang akan saya benahi sedikit demi sedikit. Setidaknya dari video ini saya paham, bagaimana kondisi saya ini terbentuk. 

2. Cari Sumber Utama Stress 
Saya hanya menduga (karena saya belum berkonsultasi lagi dengan psikolog saya) sumber utama stress saya adalah kepergian mamah, lalu kesendirian saya yang kerap kali terasa sangat menyiksa.

Masalah rumah, emosi dari masa lalu yang belum selesai, kemarahan dan emosi yang terpendam. dan beberapa hal lain yang sampai sekarang belum ketemu solusinya. Banyak juga rupanya sumber stress saya. Saya baru sadar setelah menuliskannya. 

Mungkin saya sudah berdamai dengan kepergian mamah tapi saya belum menemukan solusi untuk masalah-masalah yang sebagian saya singgung di atas. 

3. Tangani Stressnya 
Dalam video tersebut ada dua cara dalam menangani stress yaitu : 
A. Emotion - Focused 
Mengatasi emosi, ini langkah awal dalam mengelola stress tetapi tetap harus mencari solusi. Menangani emosi saja tidak akan membuat masalah selesai. 

B. Solution -Focused
Pada akhirnya semua masalah harus dicari solusinya, baik solusi jangka pendek maupun solusi jangka panjang. Ini yang belum saya dapatkan dari keseluruhan sumber stress saya. 

Dari video ini, saya lebih banyak mengenal diri saya. Sebenarnya yang harus saya miliki saat ini adalah solution focused, tapi duh ... Sungguh saya cuma bisa ngadu aja sama Alloh pengen diberikan solusi. Tapi qadarullah belum dipertemukan dengan solusinya. Mohon doanya ya semua.

Semoga ke depannya saya segera menemukan solusi untuk semu hal terkait- semoga saya ke depannya benar-benar baik dalam artian sesungguhnya dan semoga saya bisa sehat 100% tanpa mengalami psikosomatis lagi. Semoga tak hanya semoga. Aamiin aamiin aamiin ya rabbal alamin.

Komentar

  1. tidak apa-apa, tidak baik-baik aja kak. kehilangan memang sesuatu yang berat. aku tahu rasanya ketika awal tahun lalu harus kehilangan bapak...

    BalasHapus
  2. setelah baca tulisa ini kayanya aku pernah mengalami deh mba, kalau pengalamanku dulu sampe kena maag beberapa kali dan gak enaknya itu pas ramadhan, terus akhirnya aku memutuskan untuk coba "menyendiri" dan "menghilang" buat pemulihan, alhamdulillah udh satu tahun ini gak kambuh lagi

    BalasHapus
  3. sepertinya related mbak. Kalau aku sampe nangis berhari-hari. Kayak udh jenuh aja. Tapi sekarang udh pulih hehe.

    BalasHapus
  4. Menyadari bahwa sedang tidak baik-baik saja adalah hal baik untuk memulai keluar dan menyelesaikan masalah
    Semangat terus kak Vy

    BalasHapus
  5. Dulu sempat mau berhenti kuliah di akhir semester 2 menjelang semester 3. Sakit fisik tiba-tiba muncul, seperti mbak, saya juga tipikal yang jaraaang sakit.

    Eh setelah ditelaah nyatanya penyakitvbarusan tak terlepas drai masalah psikis. Ya, waktu itu ada masalah di asrama dengan teman sekamar sampai pengaruhnya kemana-mana.

    Alhamdulillah sudah terlwati, insya allah semoga tak hanya jadi semoga. Jaga semangat mba~

    BalasHapus
  6. Saya terkadang juga merasa bahwa diri ini tidak baik-baik saja kak. Tapi dengan self healing akan menjaga kewarasan. Jadinya diri ini bisa menjadi lebih baik.

    BalasHapus
  7. Bismillah, semoga kita semua diberikan keikhlasan, kekuatan utk menghadapi aneka tantangan dan ujian dlm hidup ya.

    BalasHapus
  8. Tetap semangattt ya mbak.... Harus bangkit ya, perlahan ya, terkadang sakit itu timbul krn pikiran2 kita... Mendekatkan diri kepada Allah SWT... Minta di kuatkan... Mbak harus bangkit ya, mbak pasti bisa melewatinya... Aamiin

    BalasHapus
  9. Awal yang baik Mbak menyadari klo kondisi kita tidak baik-baik saja. Daripada menyangkal.

    Berduka cita adalah suatu proses. Dulu saya perlu waktu lumayan lama juga pulih setelah mama meninggal.

    Satu hal yang harus dipaksa, kita harus tetap sayang sama diri sendiri. Sesedih apapun harus makan.

    Menulis begini juga sebenarnya sebuah terapi. Biar rasa sedihnya terekspresikan.

    Semoga cepat berdamai dengan rasa kehilangan tersebut ya Mbak. Aamiin.

    BalasHapus
  10. Stres banyak pemicu, Mbak InsyaAllah kuat. Tak akan ada yang dapat menggantikan peran ibu. Namun, ada hal baik lainnya yang bisa kita lakukan daripada bermuram diri.

    BalasHapus
  11. Innalillahiwainnaillaihiroji'un. Ikut berbela sungkawa ya Mbak atas kepergian Ibu. Semoga semakin berganti hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun kondisi Mbak semakin membaik. Saya ikut mengaminkan segala doa, Mbak.

    BalasHapus
  12. Saya pernah mengalami psikosomatis, biasanya kalau kerjaan banyak, dedlen mepet-mepet, langsung perut bermasalah. Itu dulu saat kerja kantoran yang memang hustle banget budayanya. Kebantu setelah saya nemu komunitas support system yang hobinya sama. Ketemu buat jalan, nobar, makan, kadang baca buku bersama.

    BalasHapus
  13. Aku dulu juga pernah psikosomatis pasca gagal menikah. Lebih mudah sakit. Kalau aku dulu pelampiasannya ke traveling dan jadi relawan. Dari situ entah kenapa aku dipertemukan dengan orang-orang yang punya pengalaman hampir mirip. Jadi bisa saling sharing dan nggak ngerasa sendiri lagi. Buat mba yang sedang berproses, semoga diberi kekuatan untuk melewati semua ini ya

    BalasHapus
  14. Aku pernah mengalami psikosomatis mbak
    Saat awal awal pandemi lalu
    Emang caranya ya mencoba untuk rileks, menghibur diri sendiri

    BalasHapus
  15. Yang sabar dan kuat mba. Nggak papa, mengakui sedang tidak baik-baik saja juga perlu. Supaya bisa bangkit menjadi baik-baik saja

    BalasHapus
  16. Memang betul, kita bisa berbohong pada dunia bahwa kita baik-baik saja, namun badan dan pikiran tidak bisa.
    Selalu ada pertanda yang kita rasakan ketika sedang tidak baik-baik saja.

    Ya Allah~
    Semoga lekas sehat dan pulih secara fisik dan batin yaa..

    BalasHapus
  17. aamiin, turut mengaminkan doa terbaik untuk mbak Vy
    tidak apa-apa mengakui sedang tidak baik-baik saja mbak, terima dulu, kemudian baru menentukan penanganannya seperti apa

    BalasHapus
  18. Sering merasa baik-baik saja padahal tidak dan tubuh tidak bisa membohongi ya. Karena kalau kita stress pasti tubuh juga akan merasakan efeknya. Kehilangan orang terdekat memang sangat berat tapi mau tidak mau kita harus menerima kenyataan dan belajar mengikhlaskan. Semoga segera pulih ya

    BalasHapus
  19. peluk erat untuk mu ya mbak. karena setiap orang yang mengalami di tinggalkan akan merasakan hal yang sma.
    semnagat ya mbak terimakasih sudah berbagi banyak hal di blog ini.

    BalasHapus
  20. Amiin, semoga lekas sehat bahagia kembali ya mbak, emang gak mudah, mudah mudahan waktu bisa menjawab, coba makan coklat sama eskrim mbak, barangkali bisa bikin happy

    BalasHapus
  21. Iya terkadang kita sakit itu karena berawal dari keadaan psikis kita.
    Istilahnya "didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat/sehat pula"

    BalasHapus
  22. Jadi ingat lirik lagu. "Aku baik baik saja. Menikmati hidup yang aku punya." Ayuk Mbak Vy. Semangat.

    BalasHapus
  23. Turut berduka cita ya kak. Merasa nggak baik-baik aja itu nggak apa mba. Inilah yang namanya berduka, karena kehilangan orang yang sangat dekat dan sangat kita cintai itu nggak mudah.

    BalasHapus
  24. Semangat terus kak, jangan terlarut dalam keadaan yang tidak baik baik saja.

    BalasHapus
  25. Kesehatan mahal kak jadi kudu dijaga, jangan terlalu dipaksakan.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjalankan Wasiat Mamah

Catatan Kerinduan

Beginilah ....!