Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

Ternyata Saya Tidak Baik-baik Saja

Gambar
Masih perihal kondisi diri pasca kepergian mamah. Sejujurnya belakangan saya kerap mengatakan pada semua orang bahwa saya baik-baik saja, tapi nyatanya tidak demikian.  Saya baru menyadari belakangan bahwa sejak kepergian mamah saya kerap kali sakit. Hampir setiap bulan ada saja yang saya rasakan. Bahkan saat menulis ini pun saya sedang demam.  Dulu saya orang yang jaraaang banget pergi ke dokter. Kalaupun sakit ya tunggu sembuh sendiri, sedangkan sekarang hampir tiap bulan saya ke dokter karena ada saja sakit yang saya derita. Bahkan sampai saat ini suara saya serak sudah hampir tiga bulan, sudah beberapa kali ke dokter. Bahkan ke spesialis yang bukannya sembuh yang ada sakit yang saya rasakan makin parah.  Saya merasa sudah menerima kepergian mamah, saya merasa sudah biasa saja dengan kehidupan tanpa mamah walau kerap tersiksa rindu. Tapi rupanya tubuh saya mengatakan yang sebaliknya. Dia masih berduka karena kepergian mamah.  Tubuh yang diperlakukan dengan lembut sejak b

Fondasi Tahap Dua

Gambar
 Siapa nyana untuk serius ngeblog tidak bisa asal menulis saja. Selain niat yang jelas, kita juga perlu berbagai macam hal, pertimbangan, waktu dan fondasi yang utuh untuk membuat blog kita bisa seperti yang kita harapkan. Kenalan sama User Persona   dan Empati Masih tentang kelas blog yang saya ikuti bersama Blogpedia yang diinisiasi  Marita Ningtyas , materi selanjutnya mengenalkan kita pada  istilah yang baru saya ketahui, user persona. Usersona sendiri, sependek yang saya pahami berdasarkan materi yang diterima adalah karakter yang dibuat untuk menggambarkan target pembaca blog kita. Penggambaran ini bisa dibentuk sesuai gambaran yang kita inginkan. Setelah menentukan user persona , maka terget pembaca dan jenis tulisan yang dibuat akan disesuaikan dengan kebutuhan para pembaca. Tentunya banyak dari blogger termasuk saya sendiri yang ingin blognya bermanfaat bagi banyak orang.  Dengan alasan tersebut, saya merasa, user persona ini adalah fondasi lanjutan agar blog yang dibuat semak

Kak Mia My Ghibah Partner

Gambar
Siapa yang suka ghibah? hayoo ngaku! Nggak semua ghibah buruk lho, ada juga ghibah berfaedah seperti ghibahin buku lalu berlanjut membahas segala sesuatu terkait buku tersebut. Atau ghibahin komunitas buku yang diikuti bersama, baik programnya, kelakuan ajaib membernya. Eh ... Mari Berghibah Awal Mula  Saya berkenalan dengan Kak Mia melalui sebuah komunitas yang berkaitan dengan buku, yaitu OWOB sebuah komunitas yang mengajak membernya untuk membaca satu buku per minggu.. Kalau penasaran, bisa banget kepoin instagramnya  @gerakan_1week1book  . Bermula saling sapa di grup dan kesamaan profesi, menjadikan kami cukup sering berinteraksi. Terlebih pada saat saya mengundurkan diri sebagai admin komunitas tersebut, Kak Mia menggantikan tugas saya.  Dan selain Komunitas tersebut, ada beberapa komunitas yang kami ikuti bersama, sehingga semakin banyaklah bahan ghibahan saya dan Kak Mia, termasuk Kelas Blogspedia ini, hehe. Berikut tulisan Kak Mia mengenai OWOB,  Kenalan Dengan OWOB Kak Mia dan

Tentang Saya, Blog dan Manajemen Waktu

Gambar
Kenapa Saya Ngeblog? Tugas dan Alasan Saat ini, saya tengah mengikuti sebuah kelas mengenai blog yaitu Blogspedia yang diinisiasi oleh Mbak Marita Ningtyas, pemilik blog  Marita's Palace . Pada tugas pertama kelas ini, peserta diajak untuk menemukan alasan pribadi kenapa kami semua memilih ngeblog? Ruang Healing Untuk diri saya pribadi, yang menjadi alasan saya menulis di blog lagi adalah sebagai sarana healing , sebagai catatan perjalanan saya paska kepergian mamah. Dalam jangka panjang, setelah tidak lagi berkisah tentang perjalanan kehilangan, saya berencana agar blog itu menjadi sebuah rumah yang bermanfaat bagi banyak orang, walau sejujurnya, saya belum tahu, akan seperti apa dan diisi apa blog tersebut nantinya, tapi saya ingin diri saya pribadi, blog saya dan kepergian mamah, berdampak bagi banyak orang in positif way . Semoga tak hanya semoga. Impian Di sudut lain pikiran saya, saya ingin LiteraVy menjadi sebuah brand, entah brand apa, lagi-lagi saya belum menentukan dengan

Saya Ingin Menikah

Gambar
Dari waktu ke waktu, alhamdulillah saya semakin stabil. Walau rindu tak pernah usai, walau tetap ada malam-malam merasa sepi dan membutuhkan mamah, tapi setidaknya intensitas saya menangis dan berpikir negatif semakin jarang. Saya semakin terbiasa menjalani hari tanpa mamah. Semoga saya bisa secepatnya menuntaskan hal-hal yang berkaitan dengan mamah. Sejak mamah pergi dan menjalani hidup sendiri ada banyak momen kesendirian yang membuat saya merasa sepi dan hampa. Di saat seperti itu, saya berpikir saya membutuhkan pendamping. Selayaknya manusia normal, keinginan menikah sudah ada sejak bertahun silam, hanya saja kepergian mamah menguatkan keinginan tersebut. Sendirian hidup di rantau, kehilangan satu-satunya hal yang membuat nyaman, jauh dari yang disebut sanak saudara dan tidak ada tempat bertumpu. Tidak mudah.  Sekalipun usia saya sudah menginjak kepala tiga, tetapi tidak lantas menjadikan semuanya mudah. Ada banyak malam sendiran yang terasa sepi dan sesak tanpa tempat berbagi. Ten

Pengalaman Konsultasi Online dengan Psikolog (Part 2)

Gambar
Selepas pengalaman yang kurang nyaman kala pertama kali konsultasi dengan psikolog, tidak lantas membuat saya kapok. Berkaca dari pengalaman beberapa teman dan influencer yang saya ikuti bahwa tidak mudah menemukan psikolog yang cocok, maka saya hanya merasa bahwa pencarian saya belum selesai. Seminggu selepas kepergian mamah, saya merasa saya butuh untuk  berkonsultasi dengan psikolog selain karena saya hidup sendiri selepas kepergian mamah, tidak ada sanak saudara yang dekat dan orang yang bisa saya jadikan pegangan, juga karena pikiran dan perasaan saya kala itu ingin segera menyusul mamah. Saya merasa tidak ada gunanya saya hidup tanpa mamah, saya kehilangan dunia saya, saya kehilangan pegangan saya, saya tidak tahu harus apa dan bagaimana. Saya sudah bersikap seperti robot, menjalani hari-hari saya tanpa pemikiran dan harapan apapun, hanya sebatas menjalani dan berharap kematian segera menjemput. Saya sadar ini salah, saya sadar saya butuh pertolongan, saya sadar saya tidak sangg

Pengalaman Konsultasi Online dengan Psikolog (Part 1)

Jika sebelumnya saya lebih banyak bercerita entang perjalanan saya selepas kepergian mamah, maka di tulisan kali ini saya ingin membagikan pengalaman saya berkonsultasi dengan psikolog di masa silam. Yang pada tulisan selanjutnya akan saya ceritakan tentang peran psikolog yang membantu saya untuk pulih selepas kepergian mamah. Cerita ini masih flashback, menceritakan pengalaman lama yang cukup membekas untuk saya.  Mental health belakangan menjadi isu yang marak dibahas dimana-mana. Sisi positifnya orang menjadi aware dengan berbagai permasalahan terkait mental health, sisi negatifnya orang sering salah kaprah mendiagnosis diri sendiri dan mental health kini kerap dijadikan alasan atau pembenaran bagi kebiasaan buruk seseorang. Seperti yang baru-baru ini heboh tentang curhatan mahasiswa yang mengaku mental healthnya terganggu dengan banyaknya tugas perkuliahan yang dia terima, padahal sejatinya kuliah dan dan seluruh aspeknya termasuk tugas yang berjibun merupakan bagian dari proses da

Saat ini ...

Saya beranjak pulih, iya. Tapi berhenti merindukan Mamah? Jelas tidak mungkin. Selasa 22 Maret 2022, saya menangis lagi setelah 29 hari saya normal. Pekerjaan yang menumpuk dan tidak ada teman bicara menjadi pemicu saya mengalami hal ini. Perasaan tidak mengenakan ini tidak muncul tiba-tiba, sejak Sabtu saya merasa kesepian, ketika seharin itu saya tidak bertemu dan berbicara dengan satu manusiapun. Sejak bulan lalu, Sabtu menjadi waktu saya untuk menikmati aktivitas leha-leha. Sehingga saya membebaskan diri dari aktivitas pekerjaan dan domestik hingga siang hari. Hal ini cukup membantu saya memulihkan mood dan kondisi saya.  Saya menyadari pula sejak kepergian mamah, masa menjelang menstruasi membuat mood saya memburuk dengan mudah dan intensitas kesedihan meningkat drastis. Ditambah kenyataan bahwa bulan ini pekerjaan sedang menumpuk. Jika dalam situasi normal saya melakukan banyak upaya agar saya merasa lebih baik. Maka saat ini, dengan kesadaran akan situasi saya, baik pengaruh eks

Mah, You Are Strong Woman!

 Mah, Kangeeeeeeeeeeeen. Banget! Saya sudah menulis beberapa minggu lalu, bahwa aku akan mengatakan betapa hebatnya mamah. Saya punya mimpi, dunia harus tahu bagaimana baik dan kuatnya mamah. Dunia harus tahu, mamah sudah mendidikku dengan sangat baik sehingga mereka akan turut bangga padamu, Mah.  Saya selalu merasa, terlebih di tahun-tahun terakhir hidupnya, mamah hanya hidup untuk aku. Segala perhatian, kasih sayang, pikiran dan waktunya dihabiskan untukku dan bersamaku. Mamah tidak banyak bersinggungan dengan orang, karena enggan ditanya seputar kehidupan pribadinya. Mamah menutup rapat privacynya dari dunia luar kecuali padaku. Mamah mengurus dan memanjakanku sepanjang hidupnya. Sepertinya sebagian orang mengenalku dengan label "anak mama", yang hingga usia kepala tiga masih suka diantar mamah kesana-sini, yang masih disiapkan ini itu, yang masih suka di telepon jika pulang terlambat, yang walaupun jarak rumah dan tempat kerja dekat selalu telepon tiap waktu, entah untuk

Menjalankan Wasiat Mamah

 Beberapa minggu belakangan, saya mengabarkan bahwa saya dalam kondisi stabil dan semakin bisa beradaptasi dengan keadaan. Kamis kemarin saya down lagi, ada sesak dan rindu yang menyiksa. Saya menangis hingga dua jam. setealh 23 hari saya lalui dengan senyuman, tanpa tangisan dan perasaan lainnya, tanggal 24 kerinduan itu pecah dan terasa menyiksa. Ya Alloh, tempatkan Mamaku di syurgaMu ya Alloh, aamiin ya robbal alamin. Saya rasa penyebab lainnya saya merasakan hal tersebut sepertinya pengaruh hormon, jadwal bulanan saya datang dan membuat emosi saya kandas seketika, setelahnya Alhamdulillah aku merasa lebih baik.  Sejak awal minggu saya merasa bimbang, karena saya harus memutuskan untuk pergi ke Sumedang atau tidak. Jadi, ketika mamah masih ada, mamah sempat bilang " Neng, bulan Februari kita ke Sumedang yuk! Nenek Tati (Adik dari alm. kakek), tantenya Mamah) mau nikahin cucunya. Kita disuruh kesana" aku bilang "Hayuk mah, asal mamah sehat dulu!" kondisi mamah sud

Catatan Kerinduan

Gambar
Empat bulan telah berlalu, rasanya seperti sudah lamaaaaaaaa sekali, aku merindukan dirinya setiap waktu. Seperti yang kerap kutuangkan dalam blog ini. Merindukannya kadang sesakit itu, hingga seluruh tubuh terasa ngilu dalam arti sebenarnya. Aku berjuang untuk sampai di titik ini, stabil dalam tiga minggu belakangan. Hal-hal yang kuupayakan dan pertolongan Alloh tentu saja tak henti aku syukuri. Baik berupa teman dan murid yang selalu ada atau bahkan rasa lapar yang menggila saat aku kesulitan untuk bangun tapi perut oleh Alloh dibuat meronta-ronta sehingga aku terpaksa bangun atau makan sambil menangis. Iya, rasa lapar adalah salah satu hal yang saya syukuri sejak kepergian mamah. Seperti yang sudah kusampaikan sebelumnya, sejak kepergian mamah, aku yang cenderung susah makan malah lebih teratur makan sejak kepergian mamah, karena Alloh dengan baiknya menjaga rasa lapar aku dan di waktu-waktu tertentu menjadi alas an saya untuk memaksakan diri bergerak. Terimakasih Ya Alloh. Tujuh ta

Perjalanan Ini

Halo semuanya, semoga selalu dalam keadaan sehat dan dimudahkan segala hal yang sedang dihadapinya. Situasi sekeliling saya sedang banyak yang sakit baik itu batuk, pilek maupun demam. Beberapa teman di luar kota juga dinyatakan "+". Semoga semua segera sembuh dan pulih seperti sediakala. Aamiin aamiin aamiin ya robbal alamin. Seperti biasa, saya menulis kembali pengalaman dan perjalanan saya dalam mengatasi kehilangan mama. Minggu ini, alhamdulillah saya lalui dengan aman. Tidak ada drama tangis, sedih dan sakit badan karena naik turun perasan. Alhamdulillah. Ada beberapa momen, meneteskan air mata kerinduan saat sendiri maupun selepas sholat dan berdoa. Tapi rasanya kali ini berbeda. Ada kesunyian yang syahdu dalam menerima perasaan ini. Ada rasa tenang yang sepi dalam menghadapinya. Semoga perasaan ini tetap bertahan dan membuat saya semakin kuat. Saya merasa banyak upaya yang saya lakukan untuk menghadapi semua ini. Saya suka minta ditemani murid, main bersama mereka, mem

Beginilah ....!

Jika minggu sebelumnya saya merasa kembali ke titik nol. Minggu ini Alhamdulillah saya baik-baik saja. Saya tidak banyak menangis karena merindukan beliau. Rindu tetap ada, tapi sewajarnya. Saya tetap berusaha menghadirkan yang terbaik yangs aya bisa untuk beliau dalam bentuk doa dan semacamnya.  Maafkan jika teman-teman merasa bosan dengan tulisan saya yang itu-itu saja. Tapi saya memaksakan diri untuk menulis, sebagai sarana stress release dan sebuah pengingat kelak, bahwa saya mengalami fase naik turun ketika menghadapi kehilangan seseorang yang paling berharga dalam hidup saya.  Saya melewati waktu demi waktu saya dengan tidak terduga. Adakalanya ketika baik-baik saja saya keesokan harinya menangis dan merindukan beliau hingga terasa sakit seluruh badan. Adakalanya saya tertawa riang berkisah tentang beliau. Semua masih saya proses dan saya upayakan semampu saya. Bismillahirrahmanirrahim Alloh selalu membersamai. Alloh selalu menghadirkan teman-teman terbaik untuk saya.  Semoga say

Kembali Ke Titik Nol

 Seiring berjalannya waktu, beberapa minggu kemarin saya merasa sudah semakin pulih dan sanggup menapaki hidup baru. Tapi entah kenapa, minggu lalu bahkan sampai saat ini, saya merasa kembali ke titik nol. Titik dimana saya pertama kali kehilangan Mama. Bangun tidur dengan badan terasa remuk, sulit tidur, nangis berkali-kali dalam sehari, merasa tidak berguna dan semacamnya. Hal-hal tersebut sebelumnya sudah berhasil saya atasi. kesulitan tidur saya atasi dengan yoga dan kemarin hal tersebut entah kenapa tidak lagi terlalu berpengaruh. Saya tetap tidur menjelang tengah malam dan terbangun dalam keadaan badan terasa remuk. saya berusaha beraktivitas senormal mungkin, bahkan menambah aktivitas, berusaha keluar dan berjalan-jalan. Tapi entah kenapa kali ini pun tidak berhasil. Beberapa saran dari psikolog saya seperti art therapy, thought mindfullness dan Worry Self Monitoring entah kenapa tidak lagi membantu saya. Padahal sebelumnya saya terbantu dengan metode-metode itu. Saya kembali ba

Menata Langkah

 Aku masih dalam kesedihan. Aku masih belum baik-baik saja. Aku masih bergerak menuju pulih. Tidak berniat untuk selamanya terpuruk. saya merasa menurut saya sendiri, saya sudah mengusahakan banyak hal untuk pulih. Terlepas dari orang merasa saya terlalu lama terkurung dalam kesedihan, terserah! Saya tidak peduli orang berkata demikian tanpa membantu saya untuk pulih. Saya tidak peduli orang mengatakan hal tersebut karena memandang saya lemah. Terserah! Kamu tidak tahu rasanya menjadi saya,  Kamu tidak mengalami yang saya alami Kamu belum pernah mengalami kehilangan Kalaupun kamu kehilangan, kamu punya support system yang mendukung dan menjadi alasan kamu untuk tetap hidup Kamu, tidak ditelan kesendirian selepas kamu kehilangan Dan mungkin, kamu tidak sedekat itu dengan orang tua kamu ketika mereka ada Iya, saja jahat mengata-ngatai kamu semua. Karena kalian tidak menemani, tidak membersamai, tidak membantu tapi meminta saya segera pulih. Rasanya seperti seluruh badan babak belur tapi

It's Been Three Months

 Tiga bulan telah berlalu sejak mama pergi dari kehidupanku. Alhamdulillah, aku semakin terbiasa dan beranjak stabil. Ketakutan masih ada, terutama ketakutan aku sakit. Dan bagaimana jika paru-paruku kambuh dan menjadi lebih parah, astagfirullah al adzim, semoga tidak pernah terjadi ya! Doakan aku sehat selalu. Aku masih takut sendirian. Ada banyak masa, aku tak ingin sendirian, aku ingin ada yang menemani. Dan itu masih sering terjadi. Alhamdulillah, walau tidak selalu, ada banyak waktu selalu ada murid yang menemani, selalu ada teman yang bersedia di telepon dan selalu ada hal-hal yang bisa kukerjakan dalam mematahkan ketakutan akan kesendirian, insya Alloh ... Alloh selalu membersamai.  Masa depan dan bagaimana aku ke depannya adalah misteri, tak hanya buatku. Tapi untuk semua. Karenanya kuharapkan, ku panjatkan doa, semoga sselalu diberkahi dan dilimpahi kebaikan dan kekuatan dalam menjalani semuanya.  Aku masih sering tiba-tiba menangis, entah karena rindu, entah karena sepi, enta

Please, Jangan Bilang ini!

Masih dalam upaya saya melepaskan, merelakan dan berdamai dengan kepergian mama, ada beberapa hal yang menurut saya menyakitkan dan mengganggu sekali diri saya pribadi ketika di hari-hari pertama kehilangan mama. Tulisan ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi dan tidak merujuk pada sumber apapun. Siyalnya, pertanyaan ini seolah dilazimkan dan memasyarakat untuk dibahas dan ditanyakan pada mereka yang tengah berduka. Mulanya saya pribadi tidak terlalu menganggap besar masalah ini, sampai saya mengalami sendiri. Karenanya, penting bagi saya untuk menuliskan ini dan mengingatkan pada semua yang membaca, please ... jangan tanyakan hal-hal berikut kepada yang sedang berduka : 1. Menanyakan kenapa dan bagaimana beliau meninggal Pertama kali ditanya kenapa dan bagaimana beliau meninggal, saya masih bisa menjawab. Tetapi di hari kedua menghadapi puluhan pertanyaan serupa membuat saya merasa sangat lelah. Saya bahkan berkata pada teman saya " Aku capek ngejelasin gimana mamah meninggal.