Tentang Saya, Blog dan Manajemen Waktu

Kenapa Saya Ngeblog?


Tugas dan Alasan

Saat ini, saya tengah mengikuti sebuah kelas mengenai blog yaitu Blogspedia yang diinisiasi oleh Mbak Marita Ningtyas, pemilik blog Marita's Palace. Pada tugas pertama kelas ini, peserta diajak untuk menemukan alasan pribadi kenapa kami semua memilih ngeblog?

Ruang Healing

Untuk diri saya pribadi, yang menjadi alasan saya menulis di blog lagi adalah sebagai sarana healing, sebagai catatan perjalanan saya paska kepergian mamah. Dalam jangka panjang, setelah tidak lagi berkisah tentang perjalanan kehilangan, saya berencana agar blog itu menjadi sebuah rumah yang bermanfaat bagi banyak orang, walau sejujurnya, saya belum tahu, akan seperti apa dan diisi apa blog tersebut nantinya, tapi saya ingin diri saya pribadi, blog saya dan kepergian mamah, berdampak bagi banyak orang in positif way. Semoga tak hanya semoga.

Impian

Di sudut lain pikiran saya, saya ingin LiteraVy menjadi sebuah brand, entah brand apa, lagi-lagi saya
belum menentukan dengan jelas, tetapi saya merasa sangat ingin memiliki brand sendiri yang
mempresentasikan diri saya. Saya (kembali ke atas), ingin kepergian mamah saya tidak membuat saya
terpuruk, tetapi menjadi alasan saya untuk bangkit dan bergerak. Menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi
banyak orang.

Alasan Membuat Blog Pertama Kali

Jika menelisik ke awal mula saya membuat blog, saya tidak memiliki alasan khusus mengapa saya
menulis di blog. Saya sekadar kepo dan ikut-ikutan. Ingin tahu, apa dan bagaimana blog itu, selain itu
terasa keren aja punya blog sendiri, hehe. Alasan lain saya menulis di blog adalah ingin ikut seru-seruan
nulis bareng sama teman-teman di salah satu grup wa, hal ini membuat saya jadi berkenalan dengan
blog dan ada pula sebuah tantangan mengulas buku selama satu tahun, masih di grup wa yang sama
dengan ketentuan ulasannya harus ditulis di blog, hal ini tentu saja membuat saya setidaknya mengisi
blog saya sebulan sekali.

Tinggalkan alasan lama dan mulai berbenah dengan rumah dan alasan baru yang semoga saja lebih bisa
bertanggung jawab dan konsisten dalam mengisinya. Kembali lagi, semoga tak hanya semoga.

Header baru blog LiteraVy


Terkait Manajemen Waktu

Optimalisasi Waktu

Sejujurnya saya bukan orang yang pintar membagi waktu, saya kerap terlena dengan rebahan dan sulit
melawan kemalasan. Beberapa waktu belakangan saya sudah mulai menyusun rencana terkait
manajemen waktu dan pengembangan diri. Semoga dengan ditulis dan diutarakan seperti ini tidak
lantas menjadi sebuah angan-angan belaka dalam artian ada tindakan nyata dari rencana ini.
Masih terkait dengan brand LiteraVy tadi, saya merasa harus mempelajari banyak hal terkait hal tersebut.

Memaksimalkan media sosial berarti saya harus meluangkan waktu untuk berselancar di dunia maya
untuk membangun awareness orang terkait Literavy, baik dalam media instagram, tiktok, twitter, blog
dan podcast. Hal tersebut tidak bisa tiba-tiba saja terbentuk, saya harus membangun kebiasaan baru.

Mulai dari meluangkan waktu untuk berolahraga terkait kesehatan saya, lalu meluangkan waktu untuk
eksplorasi canva dan photoshop juga seni fotografi demi tampilan yang lebih eye catching, mempelajari
tiktok karena saya asing sama sekali dengan flatform ini tapi tidak bisa diabaikan karena orang banyak yang menggunakannya. Selain itu tentu saya perlu meluangkan waktu untuk menulis. Waktu tersebut saya plotkan setiap malam dalam rentang 30 menit sampai satu jam. Sudah terealisasikah? Beluuuum, semua masih sebatas wacana. Semoga saja tidak menjadi wacana forever.

Manajemen Waktu dan kendala Pribadi

Sebenarnya, akar dari membagi waktu adalah skala prioritas dan melawan kemalasan. Itu sih yang aku
rasakan. Jika kita merasa butuh dan memprioritaskan sesuatu pasti kita akan menyempatkan waktu untuk melakukannya, seperti membalas chat si doi misalnya, hehe. Hal tersebut kunci utamanya di diri
sendiri sih. Kadang kita sibuk, tapi nggak produktif. Padahal nggak apa-apa nggak sibuk yang penting
produktif. Iya nggak sih?

Hal-hal seperti ini tidak punya lasan lain selalin memaksakan pada diri sendiri untuk memegang teguh
komitmen yang telah dibuat demi pengembangan diri. Orang lain tidak bisa memaksakan sesuatu pada
diri kita karena ketika kita terpaksa melakukan sesuatu selain timbul ketidak nyamanan juga kan muncul ketidaksukaan terhadap hal tersebut baik terhadap hal tersebut maupun orang yang memaksa kita.


Memang ada beberapa tipe orang yang harus dipaksa agar kita menjadi lebih baik dan berdisiplin dalam
banyak hal tetapi tidak berlaku bagi semua orang. Ada yang semakin dipaksa, dia malah semakin
berontak dan menentangnya. Inilah perlunya kita mengenal diri kita sendiri, agar kita paham metode
atau cara seperti apa yang cocok agar kita menjadi lebih berdisisplin dalam membagi waktu, juga dalam
hal menulis blog ini. Karena untuk masalah konsistensi, tidak hanya berlaku untuk blog saja tapi untuk segala aspek kehidupan. Menurut buku Atomic Habbit, kebiasaan baik yang menjadi konsistensi kita
menjadikan diri kita yang baru, karenanya perlu dibangun kebiasaan berulang dan terus menerus agar
kita menciptakan diri kita yang baru.

Semoga apa yang ditulis dan diharapkan disini tidak sekadar omong kosong dan tetap menajdi alasan
saya untuk melangkan dan memperbaiki diri dari banyak aspek. Semoga tulisan ini selalu jadi pengingat ketika saya melenceng atau alfa dari tujuan menulis

Komentar

  1. semangat kak Vy, yuk gandengan tangan saling menyemangati semoga menjadi narablog yang kece badai

    BalasHapus
  2. Skala prioritas salah satu trik manajemen waktu.. Makasih mba.. Mengingatkan kembali prioritas harian st

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjalankan Wasiat Mamah

Catatan Kerinduan

Beginilah ....!