LiteraVy
Rumah Pikiran dan Ruang Healing Pasca Kepergian Mamah
Rabu, 11 Mei 2022
Pengalaman Konsultasi Online dengan Psikolog (Part 2)
Minggu, 17 April 2022
Pengalaman Konsultasi Online dengan Psikolog (Part 1)
Kamis, 24 Maret 2022
Saat ini ...
Sabtu, 05 Maret 2022
Mah, You Are Strong Woman!
Mah, Kangeeeeeeeeeeeen. Banget!
Saya sudah menulis beberapa minggu lalu, bahwa aku akan mengatakan betapa hebatnya mamah. Saya punya mimpi, dunia harus tahu bagaimana baik dan kuatnya mamah. Dunia harus tahu, mamah sudah mendidikku dengan sangat baik sehingga mereka akan turut bangga padamu, Mah.
Saya selalu merasa, terlebih di tahun-tahun terakhir hidupnya, mamah hanya hidup untuk aku. Segala perhatian, kasih sayang, pikiran dan waktunya dihabiskan untukku dan bersamaku. Mamah tidak banyak bersinggungan dengan orang, karena enggan ditanya seputar kehidupan pribadinya. Mamah menutup rapat privacynya dari dunia luar kecuali padaku. Mamah mengurus dan memanjakanku sepanjang hidupnya. Sepertinya sebagian orang mengenalku dengan label "anak mama", yang hingga usia kepala tiga masih suka diantar mamah kesana-sini, yang masih disiapkan ini itu, yang masih suka di telepon jika pulang terlambat, yang walaupun jarak rumah dan tempat kerja dekat selalu telepon tiap waktu, entah untuk sekadar bercerita, menanyakan kabar kucing, bertanya mau dibelikan apa, atau hanya sekadar minta dijemput. semesra itu saya dan mamah. Bonding kami terlalu kuat, sampai rasanya dunia runtuh ketika beliau berpulang. Dulu ada rasa risih dengan perlakuan mamah, tapi setelah mamah berpulang, saya menyadari bahwa saya menikmati moment-moment itu.
Ah iya, saya mau bicara hebatnya mamah kan?
Saya selalu merasa saya tidak akan pernah bisa sekuat mamah. Merantau ikut suami dan membesarkan anak dengan seseorang yang tidak bisa diandalkan. Menutup rapat kekurangan pasangan dari keluarga dan berjuang mati-matian agar kebutuhan hidup terpenuhi. Belajar potong rambut, merias pengantin hingga membuat kue dan bol dari tidak bisa sampai mahir. Belajar menjahit dari tidak bisa hingga mukena dan seprai buatannya masih bisa kupakai hingga sekarang. Mamah adalah pembelajar otodidak yang ulet dan saya harusnya bisa lebih dari beliau. Kegigihan mamah dalam belajar sesuatu yang baru di usia berapapun, adalah semangat yang perlu ditiru semua orang, iya kan?
Banyak masa terburuk dalam hidupnya yang saya saksikan sejak kecil. Disalahkan ipar dan tidak dibela sampai menangis, keguguran 3x dan melahirkan 2x tapi bayi meninggal setelah lahir. Ya Alloh, betapa kuat mamah saya. Jika orang hanya mengalami satu kehilangan, mamah saya sampai 5x. Dan beliau tetap tangguh merawat saya dan menjalankan perannya tanpa kurang apapun. Duh, mah ... Betapa istimewanya engkau dalam menghadapi hal-hal sulit dihidupmu. Terlebih kehilangan anak yang engkau kandung. Mah... Terimakasih telah menjadi kuat. Dengan pasangan yang tidak kooperatif, saya tidak tahu bagaimana mamah berjuang untuk dirinya. Karena saya masih terlalu kecil untuk mengerti bahwa mamah kehilangan dan butuh teman atau pendamping. Ah, maafkan Neng mah, tidak menjadi penopangmu saat engkau merasakan sedih yang dalam. Kehilangan orang tua, Kakek di tahun 2008 dan nenek 6 tahun kemudian, dengan perasaan berdosa karena jarang mengunjungi dan belum sempat membahagiakan. Saya sudah cukup besar ketika ini terjadi, tapi tidak cukup mengerti dan paham untuk mendampingi. belakangan, sebelum berpulang mamah kerap mengatakan mamah lelah. Mamah kerap menangis mengatakan rindu pada orang tuanya dan kami berpelukan, menangis bersama. Karena aku cukup lama menjadi satu-satunya cucu Engki dan Ibu (aku memanggil nenek dengan sebutan Ibu) yang sangat disayang. Aku cukup ingat bagaimana pintar dan cerewetnya Ibuku dan betapa humorisnya Engkiku. Hingga sakit, mengambil keceriaan mereka. Aku pun merindukan mereka dengan sangat.
Aku selalu kagum dengan cara mamah menyimpan kisah pilunya sendiri. Di satu sisi (aku menyadari belakangan) ini berakibat buruk pada mental health nya tapi di sisi lain, mama sanggup menampakkan image yang tegar dan baik-baik saja di pandangan umum. Aku selalu kagum dengan cara berpikir mamah dalam menghadapi masalah yang bisa solutif tanpa mengorbankan orang lain. Aku nggak bisa kayak gitu. Aku selalu kagum pada kesabaran mamah dalam menghadapi segala hal di hidupnya dan dalam menaghadapiku yang bebal ini. Terimakasih untuk pembelajaran hidupnya, Mah.
Semoga kelak, dunia tahu betapa kuatnya mamah dan betapa mamah telah mendidikku dengan sangat sangat sangat baik, hingga kelak berguna bagi banyak orang. Semoga tak hanya semoga ya mah, bismillahirahmanirrahim. Semoga Mamah, Ibu dan Engki tenang disana dan semoag kelak ada rezeki untuk menghajikan kalian dan berbuat banyak hal atas nama kalian. Mohon bantuan doa dari semuanya ya.
AL fatihah untuk Mamah, Ibu dan Kakek saya.
Terimakasih.
Note : setiap kali menulis di blog ini, selalu berderai air mata. entah karena rindu, entah karena teringat betapa istimewanya mamah dan betapa beruntungnya aku mendapatkan ibu seperti beliau. Karenanya saya hanya sanggup menulis seminggu sekali. Untuk menyimpan memori tentang mamah dan mengukir perjalanan saya selepas kepergian mamah.
Senin, 28 Februari 2022
Menjalankan Wasiat Mamah
Beberapa minggu belakangan, saya mengabarkan bahwa saya dalam kondisi stabil dan semakin bisa beradaptasi dengan keadaan. Kamis kemarin saya down lagi, ada sesak dan rindu yang menyiksa. Saya menangis hingga dua jam. setealh 23 hari saya lalui dengan senyuman, tanpa tangisan dan perasaan lainnya, tanggal 24 kerinduan itu pecah dan terasa menyiksa. Ya Alloh, tempatkan Mamaku di syurgaMu ya Alloh, aamiin ya robbal alamin. Saya rasa penyebab lainnya saya merasakan hal tersebut sepertinya pengaruh hormon, jadwal bulanan saya datang dan membuat emosi saya kandas seketika, setelahnya Alhamdulillah aku merasa lebih baik.
Sejak awal minggu saya merasa bimbang, karena saya harus memutuskan untuk pergi ke Sumedang atau tidak. Jadi, ketika mamah masih ada, mamah sempat bilang " Neng, bulan Februari kita ke Sumedang yuk! Nenek Tati (Adik dari alm. kakek), tantenya Mamah) mau nikahin cucunya. Kita disuruh kesana" aku bilang "Hayuk mah, asal mamah sehat dulu!" kondisi mamah sudah sakit. Qadarulloh, mamah sekarang sehat banget, nggak ngerasain sakit lagi. Bulan lalu, nenek pun berulang kali mengatakan aku harus hadir ke pernikahan cucunya dan saya sanggupi. Tapi karena kasus omicron meningkat dan sedang banyak banget yang sakit, saya merasa ragu apakah saya akan berangkat atau tidak. Kecenderungan untuk tidak berangkat, ada. Bahkan beberapa kali terpikir untuk tidak berangkat. Saya terus memohon petunjuk pada Sang Maha Kuasa, agar keputusan yang saya ambil tidak salah. Saya takut malah membawa penyakit pada orang sekitar sepulang dari sana.
Entah bagaimana, di hari kamis. tante yang saya telepon mengatakan bahwa dia tidak akan hadir karena tante yang satunya tengah sakit, makin ragulah saya untuk datang. Tapi keesokan harinya, beliau mengabarkan bahwa beliau akan berangkat. Dilema menjadi. saya terus meminta petunjuk pada Alloh SWT. Mulanya saya berencana untuk berangkat hari Jumat siang, tapi karena satu dan lain hal, saya tidak jadi berangkat. Tetapi entah bagaimana, malamnya saya merasa yakin untuk berangkat. semua keraguan dan ketakutan itu menghilang entah kemana. Akhrnya Sabtu pagi saya memutuskan untuk berangkat ditemani seorang murid. sebenarnya saya tidak masalh pergi sendiri, tapi mengingat ini kepergian jauh pertama saya tanpa mamah, saya merasa butuh teman agar tidak melulu nangis mengingat mamah.
Akhirnya berangkatlah saya pukul 09.14 WIB dan tiba di tempat pukul 16.30 karena harus berganti kendaraan dan macet juga. Alhamdulillah, mungkin memang ini petunjuk dari Alloh saya harus kesana, saya bersyukur bertemu dengan orang-orang yang mengenal mamah, keluarga mamah dari pihak kakek, memperpanjang silaturahim. Alhamdulillah. Setidaknya aku bisa membuat mereka tidak melupakan mamah dan menjadi kenal sama aku, alhamdulillah. semoga silaturahim ini tetap terjaga dan teu pareumeun obor istilah sundanya mah.
Aku masih mengingat sebagian besar dari mereka, ada yang kutemui terakhir kali ketika Sd dan SMP, iya aku masih ingat. mereka bahkan terheran-heran dan berkata "Oh, pernah ketemu ya? atuh udah lama banget ya". Yaaaaaaaaaaaaaa... dulu aku masih imut-imut dan sekarang semakin imut, hehe. Alhamdulillah Alloh memberi ingatan yang bagus sehingga saya bisa menyapa mereka tanpa salah menyebutkan nama.
Ada ketenangan tersendiri karena memutuskan berangkat dan menjalankan wasiat mamah. Terima kasih ya Alloh untuk keyakinan yang diberikan. Mah, neng udah ketemu saudara-saudara mamah ya! Bismillahirahmanirrahim semoga silaturahim ini tidak terputus ya. semoga tetap bisa memanjangkan kebaikan mamah melalui bersilaturahim dengan saudara jauh. Bismillahirahmanirahim.
Senin, 21 Februari 2022
Catatan Kerinduan
Senin, 14 Februari 2022
Perjalanan Ini
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَالرَّحْمنِ الرَّحِيمِمَالِكِ يَوْمِ الدِّينِإِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُاهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَصِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ
Pengalaman Konsultasi Online dengan Psikolog (Part 2)
Selepas pengalaman yang kurang nyaman kala pertama kali konsultasi dengan psikolog, tidak lantas membuat saya kapok. Berkaca dari pengalaman...
-
Hi kalian, i love you !! Pada kesempatan ini izinkan saya mengungkapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kalian. Makhlu...
-
Selasa, 19 Oktober 2021 saya kehilangan jiwa saya. Mama dipanggil olehNya pada pukul 14.40. Hingga saat ini, saya masih berjuang...
-
Selepas pengalaman yang kurang nyaman kala pertama kali konsultasi dengan psikolog, tidak lantas membuat saya kapok. Berkaca dari pengalaman...