Saat ini ...

Saya beranjak pulih, iya. Tapi berhenti merindukan Mamah? Jelas tidak mungkin. Selasa 22 Maret 2022, saya menangis lagi setelah 29 hari saya normal. Pekerjaan yang menumpuk dan tidak ada teman bicara menjadi pemicu saya mengalami hal ini. Perasaan tidak mengenakan ini tidak muncul tiba-tiba, sejak Sabtu saya merasa kesepian, ketika seharin itu saya tidak bertemu dan berbicara dengan satu manusiapun. Sejak bulan lalu, Sabtu menjadi waktu saya untuk menikmati aktivitas leha-leha. Sehingga saya membebaskan diri dari aktivitas pekerjaan dan domestik hingga siang hari. Hal ini cukup membantu saya memulihkan mood dan kondisi saya. 
Saya menyadari pula sejak kepergian mamah, masa menjelang menstruasi membuat mood saya memburuk dengan mudah dan intensitas kesedihan meningkat drastis. Ditambah kenyataan bahwa bulan ini pekerjaan sedang menumpuk. Jika dalam situasi normal saya melakukan banyak upaya agar saya merasa lebih baik. Maka saat ini, dengan kesadaran akan situasi saya, baik pengaruh eksternal dan internal saya memutuskan untuk menerima saja hal ini sebagai penyerta siklus bulanan saya. Tidak mengenakkan memang merasakannya, tapi alih-alih melawan perasaan yang memang konsisten dalam beberapa bulan terakhir, sebaiknya saya mengubah sikap saya menghadapinya. Saya sedih, iya. Nelangsa, banget. Bingung karena nggak ada teman bicara, jelas. Tolong, jangan ceramahi saya mencoba mencari teman bicara, karena sedianya semua orang memiliki kesibukan dan prioritas masing-masing yang nyatanya bukan aku. Terlebih teman-teman yang sudah berumah tangga. 


Saat menulis ini, saya tidak sedang baik-baik saja. Tetapi saya dalam kondisi normal, hanya kelelahan dan sedih. Itupun tidak meratap. Saya hanya membiarkan diri saya menangis dan merindukan mamah saya lebih dari biasanya. Saya bilang saya dalam kondisi normal karena saya tidak dalam keadaan memikirkan hal buruk yang mengarah pada menyakiti diri sendiri. Jika melihat situasi bulan-bulan sebelumnya. Saya akan berangsur normal paling lambat dalam 5 hari, insya Alloh.

Saya yang hidup sendirian sejak kepergian mamah, belajar untuk lebih banyak memahami diri dan kebutuhan pribadi, terutama terkait mental. Karena orang lain tidak akan sepeduli itu pada saya, sekali lagi, setiap orang punya prioritasnya masing-masing. Bukan tidak peduli, hanya banyak hal yang menjadi batas kepedulian seseorang.


Sekali lagi saya belajar untuk lebih memahami diri, untuk bertoleransi pada beberapa hal yang memang tidak lagi sama di hidup saya. Izinkan saya untuk mengatakan saya bangga pada diri saya sendiri sudah sampai di titik ini. Karena ketika mamah pergi saya merasa saya akan terkurung dalam perasaan sedih selamanya. Tapi nyatanya tidak. Saya terus bergerak, menjadi produktif dalam beberapa hal, termasuk dalam menulis blog, karena ini adalah media healing saya, media saya untuk menyampaikan progress yang nyata di kehidupan saya. Dan untuk pengingat kelak bahwa saya tidak diam saja menghadapi kehilangan ini. Bahwa saya melakukan banyak hal untuk membuat diri saya pulih. Juga sebagai sebuah catatan kisah untuk dibaca lagi kelak atas sebuah kejadian yang mengubah diri, hidup dan pandangan saya dalam banyak hal. 


Mah, neng kangeeeeeeeeeeeeen banget sama mamah. Doanya dari semua yang membaca semoga amal ibadah mamah saya diterima disisiNya, dilapangkan kuburnya dan dimudahkan hisabnya kelak, aamiin aamiin aamiin ya robbal alamin. Al fatihah ...

Komentar

  1. Mba, peluk jauh dari saya, semoga mamahnya diberikan keluasan di alam sana, dierangkan dan husnul khotimah. Mba boleh terpuruk untuk beberapa saat nikmati saja moem itu tidak apa kok, menangis, meratap, bersedih, karena hal itu normal. Setelah mba puas menumpahkan semua sedihnya, mba wajib bangkit.

    BalasHapus
  2. Mbak Vy, semoga dimudahkan melalui masa-masa sulitnya ya. Semoga almarhum Mamah Mbak husnul khotimah.. MasyaAllah, Mbak tetap bisa produktif. Tetap semangat ya.. InsyaAllah dipertemukan dengan orang-orang baik di luar sana yang bisa mengalirkan kebahagiaan untuk Mbak.. aamiin

    BalasHapus
  3. Kehilangan orangtua memang sedih. Kalau aku, ayah meninggal sebelas tahun lalu. Dan saat ayah meninggal, baru tersadar kalau aku belum jadi anak yang baik. Sekarang hanya bisa berdoa untuk Ayah.

    BalasHapus
  4. Inna lillahi wa inna lillahi roji'un.
    Turut berduka cita yaa, kak..

    Mengobati kepedihan yang terbaik adalah memahami apa yang dbutuhkan sebagai media healing. Memang terkesan "mudah" tapi sesungguhnya dengan bersikap tenang dan memiliki rencana ke depan, mungkin bisa membantu mengatasi kesedihan yang masih berakar kuat.

    Semoga Allah bantu dengan semua kemudahan yaa, kak.

    BalasHapus
  5. Semoga diberikan yang terbaik, baik untuk emak atau juga untuk keluarga, Mbak. Peluk jauh.

    BalasHapus
  6. Sekarang semoga kondisinya sudah lebih baik ya. Semoga dimudahkan dalam segala urusannya. Aamiin...

    BalasHapus
  7. Saya juga tidak tahu apa yang akan terjadi jika ini terjadi pada saya.

    BalasHapus
  8. turut berduka cita ya mba.. semoga mba Vy dikuatkan selalu oleh Allah.. peluk jauh dari sini

    BalasHapus
  9. Pernah kehilangan juga dan pasti akan terus merindu. semangat ya mba..

    BalasHapus
  10. Turut berduka, Mbak. Semoga diberi kekuatan dan ketabahan. Sedih boleh, jangan menarik diri ya.

    BalasHapus
  11. Turut berduka cita, mbak. Semoga selalu diberi kekuatan dan ketabahan setelah ditinggal ibunya ya.

    BalasHapus
  12. Peluk mbak, aku aja yang ketika mama ngak ada sudah berkeluarga teramat sangat kehilangan, kadang kalau lagi sendiri suka nangis ingat mama, ingat semuanya. Butuh waktu memang buat melepas rasa kehilangan yang amat dalam.

    BalasHapus
  13. Peluk erat... Aku tahu banget rasanya mbak .. kuat Dan ikhlas ya mbak.. yuks tersenyum mbak agar mama nggak sedih ...

    BalasHapus
  14. I feel you mbak.. sebab aku udah duluan merasakannya, waktu semester 6 dulu, jelang KKN.

    Big hug..be strong ya..

    BalasHapus
  15. Peluk jauh ya mba. Kalo rumah kita deketan udah aku aja main. Semangat!

    BalasHapus
  16. turut berduka ya mba... kehilangan orang yang paaaliiing di sayang itu emang bikin sedih banget banget... banyak berdoa buat mama ya mba

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Kerinduan

Menjalankan Wasiat Mamah

Beginilah ....!