Perjalanan Melepaskan Part 3

Semua pasti paham jika dalam perjalanan melepaskan, merelakan kehilangan dan kepergian seseorang bukanlah perkara mudah. Ada banyak tahapan, proses dan perjalanan panjang yang berbeda-beda bagi setiap individu yang melewatinya. Saya pribadi cenderung mengeluarkan semua beban yang menghampiri dengan bercerita, menangis dan mengikuti segala macam pikiran dan perasaan yang berkecamuk dalam diri. Di fase ini saya merasa tidak mengenal diri saya sendiri. Karena tubuh dan pikiran saya seolah mengambil alih semuanya tanpa bisa saya kendalikan. Walau tidak mengarah ke hal-hal buruk, tapi semua gejolak perasaan yang tak menentu kadang membuat saya kelelahan. Ada masanya saya berhadapan dengan banyak orang pun rasanya sangat lelah, tapi saya benci melewati waktu sendirian. Saya ingin selalu ada yang menemani dan mendampingi saya, tanpa jeda. Walau ternyata Tuhan berkehendak lain, adakalanya ketika kondisi saya sedang buruk dan perasaan kehilangan menguat, Tuhan menempatkan saya sendiri, tanpa teman, tanpa murid, tanpa ada orang yang bisa saya telepon. Dan itu membuat saya lelah selelah-lelahnya. Aku nggak mau sendirian, aku takut. Dan perasaan itu masih kurasakan hingga kini. 

Tapi Tuhan tetap baik, ada banyak waktu Dia mengirimkan banyak sekali malaikat berwujud manusia untuk menemaniku menapaki hari demi hari. Dan entah mengapa, untuk seseorang yang kehilangan satu-satunya teman dan penopang hidup, saya dibuat sadar sesadar-sadarnya sejak menerima kabar kepergian mamah, saya tahu bahwa waktu saya dengan mama telah habis, saya sadar tidak akan bisa bersama lagi dengan mama, saya bahkan dibuat sadar oleh Alloh, siapa saja orang yang membantu, mendampingi dan sekadar muncul disaat kepergian mamah. Mungkin Tuhan sengaja membuat saya sadar, agar saya ingat bahwa banyak yang peduli dan membantu saya ketika saya tak tahu bahkan harus berbuat apa. Tuhan membuat saya sadar, agar saya ingat untuk selalu berbuat baik pada semua orang yang ada di sekitar saya. Dan saya harus berterimakasih dan bersyukur atas kemudahan yan Alloh berikan pada saya ketika mamah sakit sampai berpulang. 

Ada banyak daftar orang yang harus kusampaikan berjuta terimakasih atas kesediaannya mendampingi, menemani, mendengarkan dan tetap sabar membersamai baik secara virtual maupun nyata. Maka pada kesempatan ini, izinkan saya menyampaikan rasa terimakasih saya yang sebesar-besarnya kepada : 
Bang Ammar dan istrinya, sahabat saya, Iyan  yang mau repot membantu dan mengantar ketika mamah sakit dan mulai tremor tanpa henti. Alhamdulillah berkat bantuannya, mamah bisa diperiksa di faskes 1 untuk kemudian dirujuk ke RS Pandega. Mengantar dan menemani sampai malam, bahkan membelikan beberapa keperluan Mama. Juga mengabari pak RT dan tetangga bahwa Mamah berpulang, Iyan dan Ma'is adalah orang pertama yang hadir menemani ketika saya bersama jasad mamah dan tak tahu apa yang harus dilakukan. Bersama Iyan dan Ma'is saya memandikan mama. Alhamdulillah aku memandikan mama di RS sehingga yang memandikan hanya saya, Iyan, Ma'is dan dua petugas RS. Karena kebiasaan disini jika jenazah dimandikan, orang umum melihat. Saya dan mamah tidak mau itu, kami sering berkomentar bahwa tidak baik memandikan jenazah dilihat orang banyak. Alhamdulillah... Alhamdulillah sekali. 

Teman, murid dan rekan sejawat di SMKN 1 Pangandaran yang ketika mendengar kabar kepulangan Mama, mereka bergegas menemani dan mendampingi, membantu mengurus administrasi, memastikan jenazah dan segalanya terurus dengan baik, membantu menyolatkan, membantu membawa keranda dari RS ke mushola, dari mushola ke pemakaman, membantu menguburkan mamah. Menemani sampai malam, ikut yasinan, dan memastikan saya dalam kondisi aman untuk ditinggalkan. Saya mengingat setiap detail kejadian sejak mama meninggal, saya ingat siapa saja yang datang, ikut menyolatkan dan siapa saja yang datang ke pemakaman. Termasuk murid-murid yang datang dan turut berdoa. Saya ingat semuanya, saya sangat sadar untuk orang yang kehilangan satu-satunya pegangan hidup. Bahkan saya ingat ketika orang salah menyebutkan nama mamah ketika jenazah akan dibawa ke pemakaman. Seolah tugas saya saat itu hanya mennagis dan berduka, selebihnya Tuhan mengirim banyak sekali orang baik untuk mengurus segalanya. Mungkin Tuhan membuat saya sadar agar saya sadar betapa baiknya mama semasa hidup sehingga orang memudahkan prosesnya. Saya ingat mama berkata Kakek orang baik, nggak pernah menyusahkan orang, sehingga ketika meninggalnya, segala sesuatunya mudah. Alhamdulillah mama pun mengalami hal yang sama. Dan juga Tuhan ingin saya ingat bahwa ada banyak dari mereka yang peduli pada saya dengan cara mereka sendiri. Dan saya harus menjadi orang baik karena mereka pun baik sama saya tanpa diminta. alhamdulillah, terimakasih untuk kemurahanMu ya Robb. 

Mang Kirno dan Bi Nina yang bahkan sampai sekarang 40 harinya mamah masih saya repotkan. Orang yang kerap memperhatikan saya dan kebutuhan saya setiap harinya sejak kepergian mama. Mereka saudara karena keadaan, mereka saudara karena merekalah tetangga yang paling dekat dan rela membantu tanpa diminta. 

Adi Sumiadi, teman, sahabat, musuh, mantan dan cinta nggak kelar-kelar dalam hidup saya. Yang merelakan waktunya untuk datang jauh-jauh dari Jakarta ketika kondisi mamah memburuk dan berujung menemani saya hingga lima hari pertama kepergian mamah dengan caranya yang entah bagaimana menyamankanku. Yah, dia selalu tahu cara membuatku nyaman. dia selalu tahu menekan right button dalam hatiku, sehingga sesuatu yang terasa menyedihkan dan menyakitkan, bisa kulewati dengan baik karena kehadirannya. walaupun sejujurnya keadaan menjadi buruk dan saya merasa limbung ketika dia pergi dari sisi saya, kemballi ke tempatnya. Saya sadar, saya bukan siapa-siapanya yang berhak meminta dia untuk tinggal dan selalu ada di samping saya, tapi melewatkan waktu terburuk saya bersamanya, cukup menenangkan dan membuat saya tetap berpijak. 

Anak-anak tingkat XII yang ketika hari pertama saya masuk, mereka sangat tenang, tidak gaduh dan meyakinkan bahwa mereka menyayangi saya. menemani malam-malam saya agar tidak sepi, membuat saya tertawa, menghibur saya dengan caranya mereka. I owe them that much. Terutama Siti dan Tesa yang seringkali menghabisaakan waktunya bersama saya dan membantu saya mengurusi banyak hal, semoga Alloh membalas kebaikan kalian semua dengan masa depan yang cerah dan kekuatan menjalani hidup. Kisah tentang kebaikan kalian sudah saya tulis disini

Tari dan Teh Yuli yang menampung saya untuk menginap dan membiarkan saya berlinang air mata dan bermata sembab. Menyediakan tempat yang nyaman untuk saya terlelap di waktu yang masih berat bagi saya. Iis, Yani dan Irma yang merelakan waktu dan kupingnya berjam-jam untuk mendengarkan saya tiba-tiba menangis, berbicara hal yang tak jelas,  lalu menemani dan menghibur saya. Telinga mereka sungguh luar biasa bagi saya bahkan hingga saat ini. Karena banyak sekali momen saya merasa takut akan kesendirian ini dan hal tersebut membuat saya merasa lebih baik jika ada teman bicara.  Risma, adek tersayang yang sebelum hamil juga menjadi pendengan dan teman cerita yang selalu istimewa. Mampu membuat saya terbahak-bahak di tengah tangis. Sehat-sehat dan lancar ya kehamilannya. Saya mendoakan kebahagiaan, kesehatan dan kemurahan rezeki bagi kalian yang selalu menyempatkan diri untuk ada dan menemani di sela rutinitas yang tak padat. Terima kasih, terima kasih dan terima kasih.

Dukungan moril dan materil, doa dan penghiburan yang tak lepas dari mereka yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Paket-paket penawar duka dari teman online yang bahkan bertemu pun belum. Dek Aini, Kak Zuzu, Mbak Ayu ... kiriman kalian menghangatkan hatiku. Teman-teman online yang dengan sukarela membalas chatting dan memahami kondisi saya, genk zigeum tempat saya mengungkapkan pikiran terburuk saya bahwa saya ingin mati. Psikolog saya yang alhamdulillah di waktu yang sulit ini lagi-lagi Alloh mengirimkan orang yang tepat dan mampu memahami tanpa membuat saya merasa dihakimi, serta berbagai tips dan peer yang walaupun makinn banyak tapi membantu saya menjalani hari-hari yang bagi saya tidak mudah.. Terima kasih, terima kasih, terima kasih untuk semuanya.

Bibi saya, Bi Ni yang menjadi pengganti mamah, walau jauh selalu menyempatkan untuk bertanya dan mengabari saya. Walau untuk menelpon kami masih batasi karena terbiasa berujung tangis, tapi setidaknya saya punya tempat lain untuk meminta doa. Juga bagian dari keeeluarga besar mamah yang kerap menghubungi, menanyakan kabar dan meyakinkan kalau saya sanggup,  lagi-lagi hanya terimakasih yang bisa saya haturkan untuk semuanya. Semoga Alloh melimpahkan kesehatan dan kebahagiaan bagi kalian semua.

Bagitu banyak bantuan yang Alloh beri untuk saya dalam menghadapi dan menjalani kesendirian ini. Dengan banyaknya bantuan yang Alloh beri dan siapkan, mungkin secara tidak langsung Alloh berkata bahwa saya tidak perlu khawatir. Semoga saya semakin kuat ke depannya, semoga saya mampu menghadapi kesendirian ini dengan baik dan produktif. Semoga kesendirian ini tak bertahan lama dan Alloh menanugrahkan pasangan yang baik dan memahamiku kelak. Bismillah ... 

Komentar

  1. Pwelu waktu untuk berduka dengan selayaknya, melepas orang yg kita cintai. Turut belasungkawa ya Mbak. Semoga beliau mendapat kemudahan dalam perjalanannya.

    BalasHapus
  2. Turut berbelansungkawa ya Mba.. 🙏

    BalasHapus
  3. turut berduka cita yang sedalam-dalamnya. ada waktunya berduka, ada waktunya melepaskan dengan ridha. semoga tetap legawa ya mba...

    BalasHapus
  4. turut berduka cita ya mbak, semoga beliau tenang di sana dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kekuatan

    BalasHapus
  5. Innalillah wa innailaihi rojiun, semoga makin sabar dalam menjalain hal-hal yang kurang menyenangkan. Termasuk kepergian yg mba alami

    BalasHapus
  6. semoga segera dilapangkan dadanya kak, saya juga pernah kehilangan sosok ayah, alhamdulillah sekarang sudah bisa ikhlas dan lebih sering mengingat kenangan indah bersama ayah

    BalasHapus
  7. Peluk online dari Bandung ya kakakku
    Yuk main ke Bandung

    BalasHapus
  8. innalillahi wa innai ilaihi rojiun. Semoga keluarga yang ditinggalkan tabah, kuat dan ikhlas ya Mba.

    saya sangat tahu ini rasanya mba. saya pun selalu menuliskannya, walau setelah 2 tahun berlalu tetap saja menagis dan masih rindu dengan beliau .

    BalasHapus
  9. Turut berduka cita ya kak... Semoga selalu diberikan kekuatan... Salam sayang selalu dari kami, teman onlinemu...

    BalasHapus
  10. turut berduka cita, semoga diberika kesabaran, kekuatan dan semangat untuk kedepannya aamiin

    BalasHapus
  11. semoga mbak makin kuat ya, fakta bahwa banyak orang yang support mbak ini bisa menjadi alasan untuk terus maju menghadapi masa-mas selanjutnya. yuks semangat!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjalankan Wasiat Mamah

Catatan Kerinduan

Beginilah ....!