Ghibah Harry Potter Part 1
Setelah Sekian lama blog ini berkarat, rasa-rasanya aku kangen untuk ngisi blog untuk mengatasi kegabutan #diRumahSaja tanpa harus ngomongin CoVid19 yes, abisnya pening kepala baca berita tentang hal tersebut. lama-lama nganu juga diem di rumah, Hiks. Jadilah aku memutuskan untuk membahas hal yang kusukai salah satunya ya Harry Potter ini.
Setuju nggak sih kalau ngomongin Harry
Potter tuh nggak ada habisnya? Selalu ada hal baru setiap membaca ulang bukunya
atau menonton filmnya. Karenanya aku percaya sebuah teori yang mengatakan bahwa
mama Rowling menyimpan horcrux di setiap bukunya sehingga membuat kita selaku
pembaca terpesona sebagaimana Tom Riddle muda memperdaya Ginny melalui buku
hariannya. Karenanya membaca ulang Harry Potter nggak pernah bikin bosen dan
jenuh, malah selalu nggak sabar untuk membaca dari buku ke bukunya. Kamu gitu
juga nggak sih? atau aku aja yang terlalu lebay?
Lalu kita ghibahin apa nih kali ini? Kebetulan
dua bulan belakangan aku baru selesai baca serial Harry Potter entah untuk yang
keberapa kalinya. Dan ada beberapa hal yang mengganggu pikiranku. salah satunya Bibi Petunia di film rambutnya hitam ya, kalau di buku
sih pirang kan yak? Tapi entah karena kesan di film cukup kuat, entah karena
aku nonton film duluan dibanding bukunya, aku ngerasa susah aja menggambarkan
Bibi Petunia dengan rambut pirang. Malah kebayang Merylin Monroe coba? Kan
nganu yah. Hahaha.
Hal yang paling kusuka dari buku satu
adalah, semuanya masih tampak polos dan tidak banyak pertentangan disana-sini.
Jiwa anak-anaknya masih kerasa banget, karena selain mereka baru lulus SD, pembaca pun baru diajak berkenalan dengan Dunia Harry Potter ini, walalupun di akhir udah mulai kerasa ya
peningkatan karakter masing-masing tokohnya dengan beberapa hal yang harus mereka hadapi. Tapi kebayang nggak sih
jadi Potter, sebelumnya kamu bukan siapa-siapa, lalu dalam satu malam
kedatangan Hagrid, jlegeeer, kamu adalah penyihir yang menyebabkan keruntuhan
penyihir hitam sekian tahun lalu. Kaget dong? Berasa mimpi nggak sih? yakin lebih dari kaget tuh.
Yang tak ku mengerti adalah bagaimana
Harry bisa tumbuh menjadi anak baik dengan perlakuan keluarga Dursley yang
seperti itu? lingkungan terdekat sangat berpengaruh kan pada sikap kita
kedepannya? Kemudian tidak pernah diceritaan teman-teman SD nya Harry, ya kan
walaupun dia disekolahkan di sekolah yang biasa, dia tetep sekolah kan? Pasti
punya lah satu temen, toh Harry bukan tipikal yang ansos gitu. Terus ... terus
... kok pihak Hogwarts bisa tahu ya kalau suratnya itu belum satupun dibaca
Harry? Sampai-sampai Paman Vernon harus keluar kota kan demi menghindari
kejaran surat-surat ini? Hal ini sedikit banyak mengingatkan aku pada konsep
takdir dan rezeki, kalau udah takdir/rezekinya sebagaimana berkelit pun bakalan
nyampe juga, dengan cara yang Tuhan kehendaki.
Hal lain yang kupikirkan, Harry kayak
Voldemort nggak sih yang menandai “musuhnya”? dari awal walaupun dengan cara
yang salah, Draco ngajakin temenan kan? Dan cara dia ngajak temenan kayak gitu
karena dia lihat contoh donk bagaimana ortunya memperlakukan orang lain? Yeeekan?
See, lingkungan sangat berpengaruh sama attitude anak? Jadi, balik
lagi ada yang bisa jelasin bagaimana Harry tetap menjadi anak baik dengan
lingkungan yang membully dia tanpa henti?
Oh iya, bagaimana cara Hogwarts memilih
dan menseleksi orang untuk menjadi guru disana? Aku sih nangkepnya nggak ada
pendidikan setara universitas disana, jadi kamu harus cari pengalamanmu sendiri
dan meningkatkan kemampuanmu di bidang yang kamu sukai dan kuasai baru kemudian
bisa melamar dan menjadi guru di Hogwarts? Lalu bagaimana Quirell bisa
terpilih? Penggambaran dia di buku payah banget, apalagi untuk seorang guru
Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam, ndak meyakinkan gitu. Dan apakah
Dumbledore tidak bisa “mendeteksi” keberadaan Voldemort di kepala Quirell?
Pernahkan kalian memiliki teman serupa Hermione yang beneran juara kelas banget dan paling takut kalau nilainya jelek? positifnya sih Hermione ini ngga menghalalkan segala cara yes untuk menjadi yang terbaik, cuma gayanya aja yang menag agak nganu terutama di film pas part "Wingardium Leviosa" pasti inget dong?
hal lain yang bikin dulu pengen banget kesampean tuh punya sekolah kayak Hogwarts, di kastil, bangunan tua, luas. Tapi sekarang mah ogah cyn, bayangin aja kalau ada perlu sama temen, muterin Hogwarts butuh berapa lama coba? mending kalau kita semua punya Marauders Map, Kalau ngga, rempong alemong cyyn. Kalau kamu? apa yang jadi keinginanmu ketika membaca atau menonton Harry Potter untuk pertama kalinya?
Cermin tarsah, jubah gaib, yaampun, mungkin nggak sih ke depannya bakalan ada di dunia nyata? kalau iya, au pengen tahu sebenarnya hasrat terdalamku apa sih? hehehe. dan jangan lupa yaampuuun, Keluarga Weasley yang super duper amazing huwow tralala dengan segala campuran karakter dan keunikannya masing-masing, we love them so much. ya ngga sih? kebayang maen ke the burrow lalu ternganga dengan semua peralatan sihir yang ada di rumah itu? hell, i love magic.
Jangan lupakan Hagrid, raksasa baik hati yang pertama kali mengungkapkan jati diri Harry bahwa dia penyihir. dan oarng pertama yang memberi Harry hadiah seumur hidupnya. He so cute di buku ini. dan ya, menemukan identitas menjadi sebuah hal penting tersendiri bagi Hary yang selama ini hidup dalam "ketidakbahagiaan". Dengan identitasnya dia jadi memiliki banyak hal dalam hidupnya, rumah (Hogwarts selalu menjadi rumah baginya), keluarga (kehangatan keluarga weasley yang selalu menerimanya dengan tangan terbukan dan pelukan Molly adalah hal terdekat Harry tentang keluarga bukan?), teman (nggak cuma Hermione dan Ron ya!), musuh, hehe, petualangan dan bolela kumasukin disini ya, Harta. piss.
Emang orang makin nambah umur makin rese
ya, hahaha. Ini buktinya aku jadi banyak mempertanyakan hal-hal gaje kayak
gini. Padahal biasanya kunikmati aja ceritanya. Ini juga dinikmati sih, tapi
isi kepala ga tau nih, tetiba nanya banyak aja gitu, padahal nggak butuh jawaban
juga, aku hanya butuh suamiku Sirius Black kembali, hahaha.
Demikian sekumpulan ghibah penuh
pertanyaan tanpa jawaban season satu kali ini, jika ada yang mau comment dan
ngajak diskusi bolellla komen di bawah atau kunjungi ig @literavy . Ditunggu ya!
Komentar
Posting Komentar